Bagi praktisi marketing mungkin istilah Co Selling sudah bukan lagi menjadi istilah yang asing, namun bagi orang yang kesehariannya bukan pada dunia pemasaran khususnya properti, jelas istilah ini bukanlah istilah yang cukup mudah untuk dimengerti, banyak yang bertanya pastinya. Saya baru mendengar istilah ini pada kali pertama ketika bergabung dengan salah satu perusahaan pemasaran properti/ Broker properti, Disini mulai mengenal istilah-istilah yang asing pada mulanya.
Kembali ke istilah Co Selling. Jadi begini, Dalam dunia pemasaran properti itu ada yang pegang calon pembeli dan ada pihak yang pegang listing (fisik properti yang hendak di jual belikan). Nah, Ketika kita sudah ada calon pembeli yang minat pada properti tertentu, kemudian calon pembeli tersebut bermaksud mau lihat properti yang dijual, Tetapi kita sebagai marketing berhalangan untuk antar itu client. Kemudian karena kita berhalangan, kita minta tolong sama teman untuk mendampingi client tersebut, Sampai akhirnya terjadilah transaksi karena si client ternyata cocok dengan unit properti itu.
Disinilah kita sebagai marketing mesti tahu, ada bagian teman yang tadi membantu, mulai dari antar, negosiasi, dan sampai deal. Praktek seperti ini dalam istilahnya dikenal dengan istilah Co selling. Co selling juga bisa diartikan kerjasama dalam menjual. Perihal Komisi dari hasil penjualan unit properti yang terjual hasil co selling sudah selayaknya dibagi sama teman tadi. Ya, istilahnya kalau tidak mau dibagi ya urus sendiri semua dari A sampai Z. Namun biasanya sebagian kita ini kan sibuk, kadang jadwal berbenturan antara acara satu dengan yang lainnya. Dari kondisi yang kurang memungkinkan inilah biasa terjadi co selling. Itulah sedikit tentang istilah yang banyak digunakan dalam dunia pemasaran properti, semoga bermanfaat.
