Halo, Saya ingin menyapa anda dulu :) , Semoga tetap Sehat ya.
Barangkali ada yang mau menanyakan kabar saya, maka saya akan jawab: fine-fine saja Bro.. hehe
Sampai saat ini saya masih merasa kalau bahasa penulisan saya masih acak-acakan alias ngawur, Dan saya tetap menulis, ( itu kabar buruknya). Mungkin berbeda dengan anda, Jika anda merasa belum bisa menulis, lalu kemudian dengan alasan itu anda jadi tidak pernah menyentuh papan keyboard computer anda untuk mulai mengetik, maka yang seprti itu jelas bukan saya. Karena pada prinsipnya, Baik atau buruk sebuah tulisan, KETIK SAJA ! Itu prinsip saya sebagai Otodidakers.
Kembali ke judul Postingan, Saya tertarik untuk mengeluarkan isi fikiran yang berkaitan dengan Kebohongan, Walaupun kebohongan-kebohongan itu sifatnya tidak merugikan orang lain dari segi materi, namun
kebohongan yang banyak dilakukan orang ini sepertinya justru merugikan bagi pelaku kebohongan sendiri. Misalnya jika anda adalah orang tua yang memiliki anak kecil umur 7 tahun, lalu kemudian pada suatu waktu anda harus pergi ke suatu tempat, kemudian karena anda harus pergi tanpa anak, sedangkan pada saat itu anak anda ingin terus bersama anda dan tidak mau ditinggal. Apa yang anda lakukan ?
Mungkin banyak dari anda sebagai orang tua memilih cara gampang, membohongi anak dengan mengatakan misalnya: "Nak, ibu/bapak mau kesumur dulu ya.. sebentar" Lalu kemudian anda pergi entah kemana.. lama pulang. Bila anda menjadikan kebohongan-kebohongan kecil semacam ini menjadi sebuah kebiasaan, Maka anak anda akan menangkap sebuah nilai pelajaran, dan ini tersimpan didalam fikiran bawah sadarnya, yaitu "Omongan Orang tuanya tidak bisa dipercaya"
Hingga anak anda tumbuh menjadi dewasa nilai pelajaran itu masih tersimpan rapi didalam hardisk ingatan si anak. Jadi jangan kaget ketika anda sebagai orang tua memberi nasihat pada anak, kemudian anak anda mengabaikan nasihat dari orang tuanya. Ingat, itu adalah hasil dari nilai pelajaran yang anda tanamkan melalui kebohongan-kebohongan anda sendiri.
Kebohongan kecil semacam itu juga sering saya jumpai pada beberapa teman, misalnya ketika hari ini teman mengajak saya untuk pergi ke sebuah tempat dengan Mbonceng seperda motor, kemudian dia berkata "nanti pulangnya saya antar lagi" Akan tetapi itu tidak dilakukan, dan akhirnya saya pulang sendiri. Ya, benar. Kebohongan dia memang tidak menjadikan saya mengalami kerugian uang hingga Milyaran rupiah, tapi INGAT sekali lagi, tingkat kepercayaan saya terhadap omongan dia jadi menurun bahkan sangat tajam.
Jadi setiap prilaku itu ada bayaran-bayaran yang diterima. Jika
bohong yang anda lakukan, maka bayaran yang sepadan dan memang layak anda terima adalah menghilangnya rasa percaya orang lain pada yang anda katakan. Dan jika yang anda katakan itu selaras dengan apa yang anda lakukan, maka bayarannya adalah kata "PERCAYA" pada anda. Walaupun barang kali ada effect sampaing dari sebuah kejujuran, dan itu bisa berupa stampel sebagai orang yang "POLOS" atau "LUGU" pada diri anda. Percayalah, bahwa yang memberikan cap seperti itu dia PASTI bukanlah orang yang memiliki kwalitas karakter serta kwalitas berfikir yang unggul . Dan saya menganggapnya sebagai BONUS HADIAH dari sikap dan perkataan junjur.